Ziarah Wali Remas Baitul Jannah Torongrejo
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pada hari minggu pertama di tahun 2018 tepatnya pada tanggal 7 Januari, segenap keluarga besar Remaja Masjid dan Takmir masjid Baitul Jannah melakukan tour Ziarah Wali. Ziarah ini dilaksanakan setiap selesainya agenda atau kegiatan 40 malam sholawat diba’ yang dilaksanakan di masjid oleh remas dan juga takmir yang diawali setiap tanggal 1 Robiul Awal/Mulud. Berbeda dengan tahun lalu yang ziarah ke wali 8, tahun ini sedikit lebih singkat yaitu Ziarah ke 5 pesarean dari beberapa pesarean wali yang ada di Jawa Timur dan Madura. Perjalanan ini diikuti oleh kurang lebih 25 remas dan 25 takmir.
Sesuai pemberitahuan sebelumnya bahwa jamaah berkumpul di Masjid setelah Subuh dan dilakukan pembacaan sholawat Diba’ terlebih dahulu, pembacaan berakhir sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Setelah itu mereka berkumpulan di halaman masjid untuk menunggu bus yang akan mengantar perjalanan ziarah kami datang, ternyata tidak sesuai perkiraan sekitar pukul 07.30 bus masih belum juga datang. Semua jamaah yang sudah datang berkumpul, bahkan beberapa dari mereka sudah sejak ba’da subuh tadi. Beberapa kata terlontar dari mereka karena mengeluh atas keterlambatan bus ini, ada satu yang kata yang menarik dari salah seorang remas yaitu “bender gak telat kok, masio saiki yo sik mari subuh wkwk” yang bisa sedikit menenangkan jamaah semuanya hehehe.
Akhinrya bus pun datang, namun terdapat kendala saat mencari tempat untuk putar balik bus dikarenakan sang sopir tidak berani jika lewat Ngukir, namun dengan sedikit negosiasi akhirnya bus pun lewat Ngukir. Perjalanan kami dipandu oleh seorang tokoh agama Ust. Syaifudin asal temas atau yang kerap disapa “Gus Din”, perjalanan diawali dengan do’a dan zikir bersama yang dipimpin oleh Gus Din dan membaca sholawat bersama selama perjalanan. Berikut tujuan perjalanan kami:
- Wisata religi di makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Selain mbah Gus Dur yang dimakamkan di Makam Tebuireng antara lain; hadratus syeikh K.H. M. Hasyim Asy’ari dan Ny. Hj.Nafiqoh (istri), KH.A. Wahid Hasyim dan Ny.Hj. Solechah (istri), KH. Abdul Kholik Hasyim, KH. Ma’shum Ali (pengarang kitab shorof Amtsilatus Tasbrifiyyab) dan Ny.Hj. Khoiriyah Hasyim (istri)
- Makam Syeh Sayyid Sulaiman di Kecamatan Mojoagung Jombang, Sayyid Sulaiman adalah pendiri Ponpes Sidogiri. Makam Mbah Sulaiman sering kali dikunjungi para peziarah dengan berbagai kepentingan, salah satunya ingin segera mendapatkan jodoh. Mungkin begitu juga pemikiran beberapa jamaah saat datang kesini yang sudah cukup umur tapi masih belum menikah juga, hehehe.
- Makam Syeikh Jumadil Qubro di Mojokerto, Syeikh Jumadil Kubro merupakan tokoh kunci proses Islamisasi tanah Jawa yang hidup sebelum wali songo. Seorang penyebar Islam pertama yang mampu menembus dinding kebesaran Kerajaan Majapahit. Syeikh Jumadil Kubro bernama lengkap Syeikh Jamaluddin al-Husain al-Akbar. Beliau adalah cucu ke-18 Rasulullah Muhammad SAW dari garis Sayyidah Fatimah Az Zahrah al-Battul.
- Makam Sheikh Kholil di Bangkalan Madura, Bagi orang Nadliyin Sheikh Kholil adalah gurunya orang-orang NU di tanah Jawa terutama di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur karena banyak tokoh tokoh NU yang berguru kepada beliau, bahkan beliau sering dikatakan yang membidani lahirnya NU. Kami sampai disini sudah malam dan banyak nyamuk, juga suhu disini yang cukup panas walaupun malam hari. Sepulang dari makam mbah Kholil tak lupa beberapa jamaah membeli cindera mata berupa celurit dan pisau lain khas Madura.
- Makam Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa, Ia lahir 1401 di Champa. Bagi peziarah atau peminat wisata religi maka kawasan Sunan Ampel sangatlah dikenal. Masjid ini adalah masjid yang paling terkenal dan suci bagi umat Muslim di Surabaya, setelah Masjid Akbar Surabaya. Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel yang meninggal pada 1481. Dan disini adalah penghujung dari ziarah kami, dan jamaah kembali ke bis untuk melakukan perjalanan pulang.
Mungkin itu rincian perjalan kami, yang Alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kendala ringan yang dapat segera diatasi seperti yang sudah saya jelaskan diatas pada saat bis akan berangkat. Selain itu ada kendala lain berasal dari bis lagi yaitu pada saat bis sampai di Kajang tidak kuat menanjak dan sopir pun mengambil inisiatif untuk mengundurkan bis sedikit dan mencoba melewati tanjakan lagi dan alhamdulillah berhasil, penulis tidak bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana kejadian itu dikarenakan penulis dalam keadaan tertidur pulas waktu itu hehe. Dan akhirnya bis pun sampai di masjid kami Masjid Jami’ Baitul Jannah sekitar pukul 01.30 wib, dan para jemaah bergegas keluar bis dengan oleh-oleh untuk dibawanya pulang kerumah masing-masing.
Perjalanan ziarah ini diikuti oleh remas dan takmir dengan sangat antusias sekali, meskipun ada beberapa kendala namun dihadapi dengan suka ria. Semoga kegiatan ini bisa menambah wawasan, keakraban, dan terutama rasa kekeluargaan baik antar remas maupun takmir. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Gus Din atas semua yang telah beliau sampaikan selama perjalanan ini semoga bermanfaat bagi kami semua. Sekian dari saya bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf, juga tidak usah sungkan-sungkan jika mau berkomentar.
Wasslamuaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah
alhamdulillah, maturnuwun